Review: Beauty for Sale

Paperback, 398 pages
Published January 2007 by fOu Media
Bahasa Indonesia
Format: Paperback
Penulis : Fradhyt Fahrenheit
Reading level : dewasa
Rating : 2 bintang


Sinopsis
Apa yang sesungguhnya menjadi pencaharian jiwa bagi manusia manusia modern saat ini ? karier, kekayaan, wajah cantik dan ganteng, gemerlap pergaulan kelas atas atau bisa keliling dunia ?. Jawabannya bukan semua itu, ternyata ada sisi terdalam dari manusia manusia sibuk untuk mencari dan menemukan pasangan jiwanya..”


Sepertinya itu yang coba disampaikan oleh Fradhyt Fahrenheit atau Adit dalam bukunya, “ Beauty for Sale “, Ini cerita tentang lima orang sahabat, sosok sosok yang cantik dan ganteng ini berasal dari keluarga kaya raya , mereka juga sukses dalam karier pekerjaannya. Semuanya memiliki hobby yang sama belanja barang barang branded, jalan jalan keliling dunia, larut dalam sosialisasi kehidupan glamour kelas atas dan yang paling utama semua tokoh memiliki kenangan pengalaman percintaan yang pahit dan kekosongan jiwa, alias jomblo. Debby , yang bekerja sebagai Marketing Director perusahaan beverage. Kiyara, seorang produser film iklan sekaligus menjadi fashion stylist di berbagai majalah Jakarta dan Singapore. Kemudian, Venitta,cenderung lesbian, anak seorang keluarga konglomerat terpandang yang bekerja sebagai Creative group head di sebuah advertising agency. Cantika, berasal dari keluarga Jawa berdarah biru juga seorang creative director di perusahaan advertising milik Jepang. Terakhir Brando, satu satunya pria yang memiliki kelainan orientasi seksual, sebagai gay, bekerja di sebuah bank swasta terbesar di Indonesia.

Dikisahkan mereka semua sepakat untuk tidak bertemu beberapa bulan untuk mencari pasangan jiwa masing masing. Setelah melewati berapa pengalaman hidup, pada hari yang ditentukan mereka bertemu. Namun apa yang terjadi ? ternyata kekasih yang dibawa Kiyara pada pertemuan itu adalah orang yang sama yang juga menjadi kekasih Debby, Venitta, Cantika dan Brando.

Membaca novel ini memang serasa melihat lihat katalog merk merk kelas atas , kamus bahasa Debby Sahertian dan majalah selebritis dunia yang digabung menjadi satu, dengan gaya chic literature yang enak. Kehidupan manusia pemuja fashion dan dunia kosmopolitan ini sebenarnya masih menjadi issue yang menarik dalam novel ini, kalau saja Adit tidak terjebak terus menerus dalam rujukan rujukan merk dan nama nama selebritis dalam mendeskripsikan karakter tokoh. Karena membuat novel ini menjadi sangat ‘ market segmented ‘ dan hanya bisa dimengerti oleh kalangan tertentu. Namun bagaimanapun juga Adit berhasil dalam menuturkan vignyet vignyet kehidupan sambil memberikan mimpi mimpi mengenai kota besar, yang mungkin masih menjadi aspirasi manusia Indonesia.(Goodreads)

Review
Tampilan fisik
Dari sampulnya saja sudah terbayang apa yang Akan disampaikan penulisnya. Covernya hot memungkinkan pembaca yang nakal mengasumsikan yang tidak tidak. Selain itu font yang digunakan cukup besar sehingga mata ga mudah lelah.Namanya juga mata tua. Hehehe!

Isi cerita
Inti ceritanya sih mengenai 4 Sahabat cewek dan 1 cowok yang haus Akan Cinta Dan kasih sayang. Semuanya ga Ada yang miskin, super kaya, mendengar apa yang mereka obrolkan bisa bikin kepala pusing. Memang novel ini menggambarkan kehidupan hedonisme sosialita yang super tajir dengan enteng beli gantungan kunci seharga 9 juta.

Gaya bahasa
Selain itu dengan membaca novel ini dapat kosa kata bahasa gaul contohnya :
malaysia ==> malas
maharani ==> mahal
mursidah ==> murah
nepsong samse pere ==> napsu sama cewe
binul sakit ==> bule gay
les biola ==> lesbian
takeshi ==> takut
jojoba ==> jomblo-jomblo bahagia
belenji di sindang ==> belanja di sini

Kenyamanan membaca
bener deh baca buku ini geli geli sebel. Pusing liat pameran barang mahal dalam novel ini. Dan akhir ceritanya ndak banget bikin saya ga puas.

Pesan moral
Untung dalam buku ini masih Ada Pesan moral yang disampaikan yaitu kebahagian tidak dapat dinilai dengan materi Dan ada sisi terdalam dari manusia manusia sibuk untuk mencari dan menemukan pasangan jiwanya

Penilaian saya karena lagi baik hati ehm.. 2 Bintang untuk sampul dan pesan moral