Review : The Naked Traveller 4

Info buku
Judul The Naked Traveler 4
No. ISBN 9786028864657
Penulis Trinity
Tanggal terbit September - 2012
Jumlah Halaman 272
Jenis Cover soft cover
Kategori Lifestyle
Reading level : dewasa
Rating : 4 bintang

Sinopsis
Jalan-jalan bersama Trinity memang tak ada habisnya. Tiga seri laris The Naked Traveller ternyata tak cukup untuk menceritakan pengalaman seru Trinity menjelajah ke berbagai negara. Sesuai ciri khasnya, Trinity mampu memberikan “kesan baru” pada setiap tempat yang ia singgahi. Selalu ada kejutan yang akan membuat kita melakukan refleksi.

Kali ini, kita akan diajak untuk menikmati Afrika, makan zebra di Namibia, dipenjara dan ketemu hiu putih raksasa, eksisnya Ladyboys di Thailand, sampai dipalak anak kecil di Kalimantan. Tambah lagi, kita juga bakal tetep sirik setengah mati sama cerita Trinity yang makan sushi paling enak sedunia dan nonton festival Unta di Pushkar.

Bersiap-siaplah dengan virus Trinity yang kali ini lebih seru!

Review
Dalam buku seri ke empat ini, Trinity mengajak pembacanya untuk berkeliling Indonesia, mulai dari Bangka, Kalimantan, Gorontalo, Raja Ampat, sampai ke pantai-pantai terpelosok yang sebelumnya belum pernah terdengar nama pantainya. Trinity juga membeberkan rahasia sembilan pantai di Indonesia yang paling nikmat untuk berenang. Perjalanannya ke luar negeripun tak kalah seru, seperti bersafari di Namibia bersama ribuan Zebra, ngebut naik motor gede di Turki, rela dipenjara demi melihat ikan hiu Jaws di Afrika Selatan, dan wisata kuliner makan seafood di seluruh dunia. Diceritakan Trinity makan “Sushi yang paling enak sedunia” dengan harga terjangkau di restoran Sushizanmae, daerah Tsukiji Market.

Banyak fakta menarik yang diungkapkan Trinity dalam kisah perjalanannya di buku ini, seperti ketika ia menyaksikan tarian tradisional yang dibawakan oleh suku Dayak Kenyah di Pampang, biaya masuk menonton tarian Rp 15.000/orang, satu kamera dikenakan biaya Rp 25.000 dan berfoto bersama orang Dayak berkuping panjang dikenai biaya Rp 25.000,- per 3 frame harga ini cukup mahal. Seusai acara tarian Trinity dikeroyok anak kecil-kecil yang menggunakan pakaian tradisional Dayak dengan payet dan manik-manik yang sangat agresif meminta uang karena Trinity foto-foto itu tidak gratis.rasanya hihi lucu sekaligus miris.
Gaya bahasa novel yang riang dan santai, pembaca seakan membaca diary pribadi Trinity.
Tapi, secara keseluruhan, buku ini pantas untuk dibaca. Sangat ringan dan menjadi pengisi waktu yang nyaman. Tanpa perlu mengerutkan kening ketika membacanya tentunya. Dan hal lain yang utama ialah, banyaaaaaak sekali panduan perjalanan yang cerdas dan tempat wisata yang membuka mata kita untuk mau membuka kesempatan berjalan-jalan ke tempat yang ada pada buku itu. Dengan membaca buku ini, pembaca dapat mengetahui lebih rinci tentang budaya dan kondisi di suatu tempat atau negara. Suatu kondisi yang dapat kita terima atau tidak. Pembaca pun dapat lebih siap dan tidak tercengang saat menghadapi suatu kondisi di negara yang akan ia tuju jika ia hendak backpacker ke negara yang telah Trinity bahas di buku tersebut. Buku ini sangat bermanfaat bagi setiap orang yang hendak menjadi independent Traveler.

Penasaran? coba bacalah.