[Review] : Rojak by Fira Basuki

bu yao pa bu hao hui
jangan pernah takut, jangan pernah menyesal
-pepatah Cina-

Judul : Rojak
Pengarang : Fira Basuki
Penerbit : PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Tebal : x + 174 halaman

Review
Isi novel
pada masa sekarang ini perkawinan campur banyak terjadi di semua kalangan masyarakat, baik itu kalangan atas maupun menengah. Banyak orang yang ingin mengetahui lika-liku pernikahan pasangan beda bangsa. Pasangan yang berasal dari satu bangsa saja punya banyak keunikan dan beragam masalah apalagi beda bangsa. Penulis tertarik ingin mengetahui bagaimana pasangan kawin campur menjalankan pernikahan dan masalah-masalah apa saja yang timbul akibat pernikahan tersebut. Ini yang diceritakan dalam novel Rojak. Realitas sosial yang terjadi di masyarakat ini yang dituang dan dikemas secara menarik dalam novelnya yang berjudul Rojak
Melalui novel Rojak, Fira Basuki mengungkapkan kehidupan pasangan kawinn campur. Lewat karyanya ini juga, Fira mampu menceritakan secara jelas bagaimana konflik-konflik yang muncul akibat perkawinan campur.

Asal nama RoJak
Fira pernah tinggal di Singapura selama enam tahun. Di Singapura ia mempelajari budaya dan seluk- beluk peranakan, karena di sana banyak peranakan. Ia mendapat ide untuk membuat novel Rojak dari temannya orang Singapura China, pada saat ia makan rojak (rujak). Di Singapura ada bermacam-macam rujak seperti model Melayu dan India. Hal ini tak ubahnya seperti orang Singapura yang beragam. Dari ide ini, ditambah pengetahuannya tentang Singapura dan penduduknya terciptalah novel Rojak.

Tampilan fisik
Tampilan sampulnya unik tentang sosok wanita, dalam bentuk lukisan dengan warna merah yang eye catching .

Gaya bahasa
Alurnya bagus dengan bahasa yang mudah dipahami

Pesan moral
pernikahan beda-budaya itu memang perlu adaptasi dan rasa menghargai yang sangat tinggi.

Reading level dewasa

Rating
4 bintang