Review ; Di Bawah lindungan Ka'bah


Judul Buku      : Dibawah Lindungan Ka’bah
Penulis             : Haji Abdul Malik Karim Amrullah
Penerbit           : PT. Bulan Bintang                           
Tahun Terbit    : 2001
Rating : 5 Bintang 

Sinopsis
Di daerah Sumatra tepatnya di Padang hiduplah seorang ikhwan yatim piatu yang bernama Hamid dan seorang akhwat bernama Zainab,ibunya bernama Mak Asiah dan ayahnya bernama Engku Haji Ja’far. Hamid adalah orang yang tergolong tidak mampu sehingga untuk bersekolah,ayah Zainab yang membiayainya sedangkan Zainab tergolong orang yang mampu dan kaya raya. Beberapa tahun mereka bersekolah bersama menimbulkan benih-benih cinta diantara keduanya,namun karena berbedaan derajat di antara keduanya mereka tidak saling terbuka akan perasaan keduanya .Akhirnya Hamid memutuskan pergi jauh sehingga dia sampai ke Tanah Suci dan disana Hamid bertemu dengan sahabatnya yang bernama Saleh.Saleh menikah dengan sahabat karibnya Zainab yang bernama Rosna. Saleh bercerita bahwa Zainab sangat mencintainya.Namun apa yang boleh di kata setelah mereka mengutahui perasaan antara keduanya lewat perantara sahabatnya,mereka tidak sempat bersama karena ajal telah memisahkan keduanya. 

Resensi
Hamka adalah akronim dari nama yang sebenarnya adalah Haji Abdul Malik Bin Abdul Karim Amrulah,Beliau adalah seoarang ulama,sastrawan,sekaligus aktivis politik yang aktif, Beliau cukup produktif dalam menghasilkan novel-novel yang banyak memikat hati para pembaca,salah satunya adalah Di Bawah Lindungan Ka,bah. Novel ini tipis,sederhana,dan singkat sehingga dapat di tuntaskan dalam satu kali membaca ,namun memiliki alur cerita yang memukau.  Novel ini menceritakan dua insan yang dilanda asmara dalam suasana tragis, yang satu prihatin sejak kecil yang satunya lagi dilanda sakit yang parah, keduanya meninggal hampir bersamaan pada tempat yang berbeda, novel ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan, karena mengajak kita untuk tidak membedakan padangan dari segi harta duniawi tapi dari kecintaan patuh pada perintah-Nya. Pesan moral novel ini adalah  sesuatu mambutuhkan pengorbanan.Kita sebagai manusia boleh berencana,berharap dan berusaha seaksimal mungkin ,namun Allah lah yang akan menentukan hasil dari semua itu. Cinta yang tulus itu adalah sesuatu yang abadi dan suci. Perasaan cinta adalah anugerah dari ALLAH yang sangat adil, karena tidak membeda-bedakan keadaan manusia.