Review : Filosofi Kopi

Judul: Filosofi Kopi
Penulis: Dewi Lestari (Dee)
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 152 halaman
Bahasa : Indonesia

Deskripsi:
Pemaknaan kembali kembali kopi, Buddha, Herman, surat tak tarkirimkan, cinta sejenis yang manis atau apa pun, membuktikan Dee tetap memesona. Kalau kemarin panitia Nobel sastra masih maju mundur dengan nama Pramoedya, sekarang bisa memaknai kembali, melalui karya-karya ini. Ruang cerpen yang sempit dijadikannya wahana yang intens namun tidak sesak untuk mengungkapkan apa yang tak selalu mampu dikatakan. Lewat refleksi dan monolog interior yang digarap dengan cakap dan jernih. pembaca diajaknya menjelajahi halaman-halaman kecil dalam cerpen yang kini dijadikannya semesta kehidupan. Cerpen-cerpen Dee itu persis racikan kopi dari tangan seorang ahli peracik kopi: harum, menyegarkan, dan nikmat: pahit, tapi sekaligus mengandung manis.

Review
Buku ini adalah kumpulan cerita dan prosa satu dekade, rentang 1995 hingga 2005. Judulnya diambil dari salah satu judul tulisan di dalamnya yang menjadi cerita utama. Selain Filosofi kopi ada beberapa judul lainya seperti : Salju Turun, Mencari Herman, Kunci Hati, Selagi Kau Lelap, Jembatan Zaman, Kuda Liar, Diam, Cuaca, Lilin Merah, Spasi, dan Rico de Coro,.
Sebenarnya saya tidak begitu mengerti akan keindahan suatu prosa tetapi buku ini menurut saya mampu menyiratkan kata-kata indah dengan syarat makna yang ketika direnungkan semua akan menjadi pelajaran hidup seperti halnya Filosofi Kopi

Pelajaran dari novel ini
seorang manusia yang terlalu haus akan pengakuan dan ambisi suatu saat akan tersadarkan bahwa apa yang dipacapai tidaklah membahagiakan.

Rating 3.5 dari 5