Review : Kala Kali

Judul Buku : Kāla Kālī
Penulis : Valiant Budi & Windy Ariestanty
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 340 Halaman
Tahun Terbit: 2012

Sinopsis
Gegas dan waktu tak pernah bisa berbagi ruang, apalagi, berbagi cerita. maka, saling mencarilah mereka, berusaha menggenapi satu sama lain. hingga satu titik, kāla menjadi mula dan kālī mengakhiri cerita.

***

Aku merasa kembali menjadi balita, mengentak-entakkan kaki ke lantai sambil bertepuk-tepuk tangan gembira. Tidak ingin membuang-buang waktu, aku segera meniup lilin sambil berharap dalam hati akan ada lilin serupa untuk tahun depan, di atas sepotong kue yang dibawakan Ibu. AMIN!

Berbagai potongan kenangan dengan Ibu berkelebatan hebat di benakku. Aku mungkin berbeda dengan remaja lainnya yang kala mengingat masa kecil selalu dengan tawa dan kebersamaan yang hangat; seperti yang kulihat di lembaran iklan-iklan susu balita atau es krim literan itu.

Dan, setiap kenangan itu hadir, ingin rasanya membalikkan langkah.
(Ramalan dari Desa Emas, Valiant Budi)

—-

Setiap kali berulang tahun, aku semakin mendekati tempat asalku: ketiadaan. Ibuku bilang, dunia ini sendiri pun lahir dari ketiadaan. Karena lahir dari ketiadaan, mengapa pula harus mencemaskan kehilangan?

Ketiadaan itu meluaskan, kata Ibu, dan mempertemukan manusia dengan banyak hal, di antaranya cinta. ‘Aku berharap bisa melindungimu dari patah hati. Tapi, itu tak mungkin.’
(Bukan Cerita Cinta, Windy Ariestanty)

***

Kāla Kālī: Hanya Waktu yang Tak Pernah Terlambat adalah Gagas Duet, novella dari dua penulis kenamaan GagasMedia, Windy Ariestanty dan Valiant Budi. Keduanya mempersembahkan sebuah cerita yang bermain-main sekaligus memberi ruang pada waktu.(Goodreads)

Review
Tampilan fisik
Teratai dan sebuah pola etnik di belakangnya. Teratai sendiri memiliki banyak arti filosofis sebagai sebuah bunga, pun penggunaan teratai memang kental dalam makna keagamaan terutama Hindu dan Buddha.
Nama ini mulai ada sejak sekitar tahun 1942 dan diciptakan oleh Bp. RJ Katamsi selaku Kepsek sekaligus guru gambar SMA 3. Nama itu bermula ketika beliau menjelaskan tentang sifat-sifat dasar teratai kepada murid-muridnya. Beliau mengatakan bahwa bunga teratai merah atau lotus yang dikenal dengan nama latin Nelembium speciosum dan dalam Bahasa Sansekerta disebut PADMA, bagi bangsa timur melambangkan sebuah kesakralan dalam berbagai masalah kehidupan. Kuncupnya mengandung arti yaitu kekuatan yang membumbung tinggi ke atas. Bila air pasang,maka teratai ikut naik, bila air surut, maka akan ikut turun. Teratai tumbuh di lingkungan air yang berlumpur, kotor, dengan akar serabut yang saling mengait, namun tetap indah, bersih, dan tidak tercemar sama sekali. Daun pohon teratai pun tumbuh ke arah atas hingga mengambang di atas air dan tidak basah oleh air kotor. Susunan dan kombinasi antara daun dan bunganya pun sangat serasi dengan lingkungan dimana teratai tersebut hidup. Semua itu melambangkan ketidakterikatan kehidupan terhadap keadaan lahiriah atau fisik sekitarnya, dan tersusun atas suatu harmoni kehidupan tanpa tercemar atau terpengaruh oleh alam lingkungannya.

Isi cerita
Ramalan dari Desa Emas. Cerita pertama dari Valiant Budi, atau lebih sering dipanggil Vabyo. Mengisahkan tentang seorang Keni Arladi dan petualangannya di desa Sawarna