Review : Seandainya Dahlan Iskan jadi Presiden

Detil buku
Judul buku: Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden
Penulis: Agung Pamujo
Penyunting: Monica Ranala
Penerbit: PT Kawan Pustaka
Terbit: I, 2012
Tebal: xviii + 190 halaman

Sinopsis

Dari kacamata komunikasi politik, ada tiga proses induktif yang dilakukan penulis. Yakni: rekam jejak (track record). kenegarawan (stagecraft), dan pencitraan (stagecraft). Konsep-konsep itu pula yang selalu ditanyakan wartawan kepada saya setiap ada gebrakan Dahlan Iskan. Dan, Pembaca yang Mulia, Anda (dan juga saya) beruntung mendapat jawaban yang lebih lengkap. Coba pelajari kisah di tahun 1993, ketika Dahlan menyetir mobil pick up. Terobosan Dahlan menjadi signifikan karena dilontarkan dua dekade silam!
Effendi Gazali, Ph.D, MPS ID―Peneliti Komunikasi Politik, alumnus Cornell University, New York, USA dan Radboud University, Nijmegen, The Netherlands.


Saya jauh lebih lama mengenal Pak Dahlan. Secara struktur, saya juga lebih memungkinkan untuk lebih dekat dengan Pak Dahlan. Tapi, kesimpulan soal gaya dan kebiasaan Pak Dahlan ya sama saja seperti yang dipaparkan penulis. Ya memang begitu itulah Pak Dahlan.
H. Margiono―Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI): salah satu Direktur Jawa Pos yang juga mantan Pemimpin Redaksi Jawa Pos.


Membaca buku ini seperti melihat film tentang Dahlan Iskan (DI). Saya sepakat dengan penulis: DI dan dulu ya begini. Jika ada orang yang mulai mencurigai bahwa DI membuat pencitraan, mungkin wajar. Buat saya pribadi DI yang saya kenal sama saja. Apa yang dilakukannya sekarang, biasa saja. Bedanya: sekarang DI seperti hidup dalam akuarium-tersorot kamera. Buat saya, ia luar biasa, justru karena biasa.
Ira Puspadewi―Director Social & Community Investment Gap Inc. di wilayah Asia: Editor buku Dahlan Iskan The Joy of Agony


Bagi mereka yang kenal DIS (Dahlan Iskan) buku ini mengonfirmasi keunikan keseharian DIS. Bagi yang belum kenal, buku ini mencengangkan. Begitulah DIS adanya. Ia memang sosok ibarat novel. Selalu ada saja kejutan dan drama. Kadang bikin kita tersenyum geli, mendadak marah, bahkan lalu tepuk tangan karena DIS muncul bak hero menumpas kebangkrutan moral, kebodohan, dan feodalisme. Jempol buat penulis: PAM.
Ramadhan Pohan―Wakil Sekjen Partai Demokrat dan Wakil Ketua Komisi I DPR RI.


Buku ini menegaskan gaya kepemimpinan Dahlan Iskan yang taktis dan tepat untuk membenahi organisasi yang harus responsif di dunia yang serba cepat dan kompetitif saat ini. Menularkan virus kepada pembaca agar semangat dalam mengejar visi besar kemajuan Indonesia.
Iwan Kahfi MBA―Director - Customer Relations, Prasetya Mulya Business School.


Saya senang bisa merasakan kepemimpinan Pak Dahlan, meski tidak secara langsung. Beliau itu smart, banyak ide, penuh komitmen, pekerja keras, tapi juga simple dan bersahaja. Indonesia sangat menunggu sosok seperti Pak Dahlan.
Dwi Santoso―Pengusaha asal Surabaya, Rekanan PLN.

Review
Lewat buku berjudul ”Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden” diceritakan jejak kepemimpinan Dahlan Iskan dengan gaya nya saat masih memimpin Jawa Pos, berbagai tindakan dan gerbrakan yang berani akan dipaparkan penulis disertai dengan pengalaman dekatnya dengan Dahlan Iskan mulai dari naik pick up sampah ke kantor gubernur sampe cerita pemindah tugasan Agung sekeluarga. Dari Tulungagung ke Jakarta

Banyak orang mulai terkesima terhadap sosok Dahlan Iskan yang kian mencuri perhatian, dengan semangat dan energi baru menjadi Menteri BUMN, Dahlan tiap hari mengunjungi dan meninjau lokasi-lokasi usaha BUMN hingga ke pelosok Nusantara. ‘Tak kenal lelah” itulah Dahlan Iskan. Menerjang batas kinerja seorang menteri biasanya. Sungguh aneh. Tapi itulah sosok yang didambakan masyarakat kini.

Isi buku secara umum menarik, cuma apa karena ini adalah buku ke sekian tentang PaK Dahlan yang saya baca jadi ada banyak cerita di buku yang pernah diulas dalam buku tentang PaK Dahlan sebelumnya. Mungkin karena pengulangan tersebut ketika sampai ditengah saya agak ngantuk. Saya rasa benar yang diungkap dalam sinopsis bagi yang ga kenal pasti tercengang. Mungkin karena saya telah membaca 5 buku tentang PaK Dahlan sebelumnya, saya termasuk mereka yang tidak tercengang .

Penampilan fisik buku ini menyolok, dengan sampul merah yang eye catching, membuat saya tertarik mendekati saat di pajang di rak.

Lalu apa buku ini layak dibaca?
Tentu sangat layak dibaca, walau mungkin pembaca tidak mencalonkan PaK Dahlan sebagai Presiden tapi tetap banyak virus yang bisa menulari kita supaya menjadi lebih baik. Budaya disiplin tepat waktu salah satunya. Selain itu juga banyak quotes yang lugas yang bikin tersenyum karena itu benar adanya.

Reading level
Dewasa

Rating
3,5 bintang