Review : La Petit Prince

Judul Buku: Pangeran Kecil - The Little Prince
Jenis Buku: Buku Anak
Judul Asli: Le Petit Prince
Pengarang: Antoine de Saint Exupery
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Indonesia
Cetakan Pertama: September 2003
Tebal Buku: 112 halaman

Sinopsis
Suatu hari pesawatku jatuh di Gurun Sahara...Ini persoalan hidup atau mati. Air minum yang kupunyai nyaris tak akan cukup untuk seminggu. Pada malam pertama, aku tidur di pasir, seribu mil jauhnya dari semua tempat yang berpenghuni manusia. Aku lebih terisolasi daripada korban kapal karam yang terapung di rakit di tengah laut. Maka bayangkan kekagetanku ketika di saat fajar dibangunkan oleh suar kecil lucu yang berkata,

"Tolong...gambarkan biri-biri untukku!"
"Apa!"
"Gambarkan biri-biri untukku..."

Dan dimulailah kisah menakjubkan tentang Pangeran Kecil yang meninggalkan keamanan planet mungilnya untuk berkelana di jagat raya, mempelajari tingkah laku aneh orang-orang dewasa melalui pertemuan-pertemuan luar biasa. Puncak pengembaraannya adalah perjalanannya ke Bumi dan petualangan yang dialaminya di sana.


Review
The Little Prince alias Pangeran Kecil, karya Antoine de Saint-Exupery dari Prancis. Dari luar, kayaknya ini buku anak-anak. Tapi liat isinya, penting banget dibaca orang dewasa. Di dalamnya ada persepsi anak tentang orang dewasa yang tidak bisa ia mengerti.

Buku ini bercerita tentang seorang anak yang berasal dari suatu planet ( karena kecil banget, lebih tepat kita sebut asteroid.) Ia berpetualang ke planet2 lain (baca: asteroid2 lain) sampai terakhir dia singgah di bumi.

Di planet 1, ia bertemu dengan seorang raja yang haus kekuasaan. Padahal dia sendirian! Dia ga punya rakyat. Bagian ini menyindir orang-orang yang mementingkan kekuasaan. Padahal apa gunanya jadi raja tanpa rakyat yang mengakuinya?

Di planet 2, dia bertemu orang yang angkuh, senang dipuji, & suka diberi tepuk tangan. Ini Menyindir orang2 yang haus popularitas. Padahal menurut pangeran kecil: Untuk apa sih, jadi orang yang dikagumi?

Di planet 3, dia ketemu seorang pemabuk, yang terus minum karena dia malu jadi pemabuk! Ini menyindir orang-orang yang ga mau berubah, padahal dia tahu kalau hal yang dikerjain ga bagus buat dia.

Di planet 4, ia bertemu seorang pengusaha, yang kerjaannya menghitung bintang yang ia anggap sebagai hartanya. Ini menyindir orang2 yang terlalu memikirkan materi. Ketika si kecil bertanya untuk apa jadi kaya, si pengusaha bilang agar bisa membeli bintang lagi, sehingga ia akan tambah kaya. Dasar kapitalis!

Di planet 5, pangeran kecil bertemu orang yang sibuk bekerja, taat terhadap perintah, tapi membuat dia tidak bisa beristirahat. Ini menyindir orang-orang workaholic. Terlalu rajin bekerja tapi tidak memenuhi hak tubuh untuk beristirahat. Kasihan sekali..

Di planet 6, ia bertemu seorang geografer. Ilmuwan yang tahu semua letak laut, sungai, kota, gunung, & gurun. Tapi ia tidak tahu apakah di planetnya ada laut, sungai, kota, gunung, & gurun. Kenapa? Karena dia tidak pernah menjelajahinya. Dia Cuma bertanya orang-orang yang lewat di hadapannya. bagian ini berusaha ngasih pesan buat kita untuk mencari pengetahuan dengan banyak berjalan, mengamati, merasakan, mengobservasi. Pengetahuan dari orang lain tidaklah cukup. Hanya sebatas teori. Hanya sebatas “kata orang…” atau “menurut si…”

Nah! Jadi, banyaklah berjalan! Jangan jadi katak dalam tempurung..

Setelah itu ia ke Bumi.

Pertama, ia menemukan seorang pedagang yang menjual pil berkualitas tinggi untuk menghilangkan haus. Satu pil diminum, maka kita tidak akan haus selama seminggu. Itu menghemat 53 menit waktu yang biasanya terbuang hanya untuk minum.

Pangeran itu berkata, “Aku, kalau aku punya waktu 53 menit untuk digunakan, aku akan berjalan pelan-pelan ke sumber air terdekat.”

Ini dalem banget.. Zaman sekarang, banyak orang menuntut hal yang lebih simpel, lebih sederhana, lebih hemat waktu, & instan. Padahal, justru proses itulah yang seharusnya dinikmati. Perjalanan, perjuangan, & pengorbanan, bukankah itu yang membuat air lebih nikmat?

Lagipula, menghilangkan rasa haus tidak menghilangkan kebutuhan tubuh atas air, bukan? Rasa haus itu penting, sebagai peringatan bahwa tubuh kekurangan cairan. Kalau kita tidak merasa haus selama seminggu, dan karena itu kita tidak minum, maka tunggulah kematian kita sebentar lagi.

Kelelahan mencari air membuat kita tetap hidup. Kelengahan tidak minum membuat kita mati. Jadi teman.. kalau kamu merasa perjalanan masih panjang, perjuangan terlalu berat, & pengorbananmu sudah besar, bersyukurlah karena kamu masih hidup, & akan mendapatkan hasil yang luar biasa!


Kedua, si pangeran menemukan lima ribu mawar yang tampak sama dengan sekuntum mawar yang ia pelihara di planetnya. Namun ia menyadari, ribuan mawar itu tidak sama dengan mawarnya. Mawarnya spesial karena ia yang menyirami, yang merawatnya, yang diberi kubah kaca agar hangat, yang ia lindungi dengan tabir, yang ia dengarkan ketika mawarnya mengeluh, menyombongkan diri, atau membisu. Karena itu mawarnya.

Dan ia diberi nasehat oleh seekor rubah, bahwa pangeran harus bertanggungjawab, selamanya, atas apa yang telah ia pelihara. Ia bertanggungjawab atas mawarnya.

Pesan ini bisa luas banget maknanya. pesan moral disini adalah, apa yang kita miliki adalah spesial. Bersyukurlah atas tubuh kita, keluarga kita, teman-teman kita, diri kita. Mereka semua spesial karena mereka milik kita. Merekalah yang kita sayang. Merekalah yang kita perhatikan. Merekalah yang kita kunjungi. Merekalah yang kita doakan.
Jadi, bersyukurlah!

Ada nasehat lain dari rubah: Kau hanya bisa melihat jelas dengan hatimu. Hal yang penting tidak terlihat oleh mata. Yang satu ini masih harus kita renungkan

Bagus dan dalam banget ya.Di sini dapat dilihat bahwa pengarang berusaha untuk menuliskan pesan-pesan tentang kehidupan untuk dipahami pembaca dewasa melalui mata anak-anak yang diwakilkan oleh pangeran kecil. Ditambah pendapat dari orang-orang yang dekat dengan pengarang, bahwa buku ini merupakan sepotong otobiografi yang ditulis oleh pengarangnya untuk mengikis rasa pedih akibat kegagalan rumah tangganya, juga sebagai salah satu cara untuk kembali mengenang masa kanak-kanaknya.

Reading level
Segala umur .Walaupun buku ini lebih terkenal sebagai kisah untuk anak-anak, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya lebih banyak ditujukan kepada para pembaca dewasa. Hal ini dapat dibaca dari pesan yang ditulis oleh si pengarang buku pada halaman awal bukunya. Di situ beliau menuliskan bahwa buku ini ditujukan untuk seorang dewasa, yang merupakan teman baiknya yang bernama Leon Werth saat ia masih kecil, karena semua orang dewasa pada mulanya adalah anak-anak.


Rating
5 bintang